Sebuah tur konser hingga kini masih jadi tradisi untuk memperdengarkan karya musisi secara langsung ke lebih banyak orang. Di Indonesia banyak musisi dan band menjalankan tur konser secara mandiri. Sumber dana tur bisa dari jualan merchandise sampai merogoh kantong sendiri. Lantas, bagaimana mereka menjalankan tur mandiri?

Petrus Adoi dari band San.gita menjelaskan bahwa tur mereka yang baru-baru ini dijalankan, Tur Lelaku, punya pendekatan tersendiri sebagai tur mandiri. Dilakukan dalam dua babak, dimana babak pertama rampung pada Maret – Mei lalu dan babak ke-2 terjadi antara 5 – 11 Juli lalu ternyata punya alasan tersendiri. Salah satunya adalah agar tur mereka nggak berjalan terlalu ngoyo.

SAN-foto-01.JPG

“Karena ini adalah pertama kali San.gita menjalani tur, agar tidak terlalu ngoyo, kami membaginya jadi dua babak. Babak pertama yang dekat-dekat di sekitaran Salatiga, yang kami bisa lakukan setiap akhir minggu saja. Babak keduanya kami berpikir ke arah barat…”

– Petrus Adoi, gitaris San.gita

Berbeda dengan San.gita, Swellow, unit indie rock asal Bogor, justru memulai tur dengan menghubungi teman-teman terdekat dulu. Dalam sebuah kesempatan di Jakarta Music Con 2024 lalu Pramedya, manager band Swellow berbagi tips tentang menjalankan tur mandiri. Menurutnya cara-cara ketuk pintu satu per satu masih dilakukan Swellow, mulai dari tanya teman hingga DM kenalan di IG. https://www.youtube.com/embed/ka9xLh-CXlc

“Biasanya setiap band yang memutuskan untuk tur mandiri itu agar si band lebih leluasa untuk full mempromosikan karyanya sendiri dan mempromosikan identitasnya. Lain cerita jika si band bekerja sama dengan sponsor, si band dituntut untuk mempromosikan sponsor yang terlibat juga,” ungkap Yepi Septiadi saat menceritakan tur akhir pekan Hardik “Anger Catasthrophe” di 8 kota.

IMG_2683.jpg
(Foto: Arsip Hardik)

Bagi keempat contoh tadi meski menguras materi dan energi rupanya menjalankan tur mandiri tak selamanya buntung. Memperkaya jejaring pertemanan hingga menemukan respon positif para pendengar, hingga inspirasi untuk membuat karya ke teman-teman musisi di daerah juga jadi keuntungan tersendiri yang diupayakan bersama-sama.

WhatsApp Image 2024-07-18 at 21.58.33 (2).jpeg
(Foto: Arsip San.gita)

Credits

Internet:
https://pophariini.com/skandal-collapse-dan-swellow-mulai-tur-bersama-di-jogja/

Photos:
Foto Arsip: San.gita / Amis by @chykalbagss / Hardik
Foto Petrus Adoi by @bagosrock
Foto Swellow by @rakadew

Interview by Asep Wirya
Words by Asep Wirya
Audio Edit by Trinanda Deva
Editor Mohammad Zaki
Layout by Adila Widjajanti
Video Pramedya: Mohammad Zaki

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *