Kalau biasanya RAN dikenal dengan lagu-lagu yang bisa bikin kita joget sambil senyum-senyum sendiri, kali ini mereka datang dengan cara yang beda. Lewat lagu “Masih Takut Mencinta”, trio Rayi, Asta, dan Nino justru ngajak kita duduk sebentar—bareng-bareng ngerasain takutnya buka hati lagi setelah patah.

Potret RAN (Teater Nestapa) oleh Hilarius Jason

Lagu ini jadi bagian dari perjalanan eksperimental mereka di album Teater Nestapa, yang menurut kami bukan cuma eksperimen sound, tapi juga eksperimen perasaan. Karena jujur aja, nggak semua orang butuh lagu move-on yang maksa kita “bangkit” atau “cepat sembuh”. Kadang, kita cuma butuh ditemani.

Bukan Soal Move-On, Tapi Soal Proses

Masih Takut Mencinta” bukan lagu cinta yang penuh drama, tapi juga bukan tentang cinta baru yang bikin kupu-kupu di perut. Lagu ini ada di tengah-tengah. Tentang seseorang yang lagi belajar berdamai, pelan-pelan buka hati, tapi tetap dihantui rasa takut yang wajar banget. “Kita ingin hadir sebagai teman yang memeluk, bukan menghakimi,” kata RAN.  “Kalau kamu belum siap mencintai lagi, it’s okay.”

Dan ini kerasa banget di video musiknya yang disutradarai Bonita Rachel—yang juga Creative Director-nya RAN sendiri. Ceritanya simple tapi nyentuh: seorang perempuan (diperankan oleh Ayu Gurnitha) menjalani hari-harinya sendirian setelah hati yang patah. Nggak ada ledakan emosi, nggak ada adegan mewek berlebihan. Justru lewat gerakan tubuh yang ringan, Ayu menari sambil mengungkapkan emosi yang dalam banget.

Musik Ceria, Tapi Liriknya… Aduh, Ngena Banget!

Secara aransemen, lagu ini tetap bawa DNA khas RAN: funky, ceria, dan easy listening. Bahkan intro gitarnya tuh khas banget. Tapi begitu masuk ke lirik, boom—langsung nyelip ke hati.

Dari lirik awal yang bilang, “Maafkan aku masih takut mencinta” hingga lirik penutup yang berubah jadi, “Buatlah aku tak takut lagi mencinta” – perubahan kecil yang justru terasa sangat besar. “Perubahan kecil itu penting. Itu harapan. Itu ajakan untuk percaya lagi,” kata Nino.

suasana syuting video klip “Masih Takut Mencinta”

Dan menariknya, proses produksi video musik ini juga nunjukin betapa RAN tuh nggak cuma band, tapi juga keluarga yang peka. Mereka bahkan harus main band tanpa suara karena syuting di rumah yang tetangganya punya penyakit jantung. “Drummer kami sampai cuma pura-pura mukul,” cerita Rayi sambil ketawa.

Kolaborasi, Proses, dan Kembali ke Akar

Lagu ini juga diproduseri bareng Rayendra Sunito. Buat RAN, ini semacam cara untuk balik ke akar soul-funk pop yang dulu membesarkan mereka. Tapi bukan berarti mereka nostalgia doang—justru ini jadi ruang untuk mengeksplorasi hal baru sambil tetap jujur pada diri sendiri. “Lagu ini keluar begitu saja, alamiah banget. Rasanya kayak darah kita sendiri yang nulis,” kata Rayi.  “Dibanding lagu-lagu lain di album ini, yang ini nggak perlu dipaksa,” tambah Asta.

Jadi Teman, Bukan Guru

Lewat “Masih Takut Mencinta”, RAN ngajak kita ngobrol. Bukan ceramah soal gimana cara move-on, tapi duduk bareng, dengerin cerita kita, lalu bilang,  “Yuk, semangat. Tapi nggak apa-apa juga kalau kamu masih takut.”

Teater Nestapa adalah bukti kalau RAN bertumbuh, bareng pendengarnya. Dari remaja yang dengerin Pandangan Pertama sampai dewasa yang berusaha pulih dari luka hati, RAN selalu jadi teman yang nggak pernah pergi. “Lewat lagu-lagu di Teater Nestapa, termasuk lagu ini, kami mau jadi teman yang duduk di sebelah dan bilang: Semangat, yuk,” tutup Nino.

Jadi, buat kamu yang belum siap mencinta lagi—RAN ngerti. Dan mereka ada di sebelah kamu. “Masih Takut Mencinta” sudah bisa kamu tonton di YouTube. Siapin tisu dan hati yang pelan-pelan mau sembuh, ya.

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *