Kalau kamu suka musik yang bikin dada sesak, kepala manggut-manggut, tapi juga bisa bikin kamu diem lama mikirin hidup—selamat, kamu mungkin cocok banget sama genre emo. Musik emo itu bukan sekadar soal rambut poni atau baju serba hitam. Lebih dari itu, emo adalah ruang untuk mengekspresikan perasaan sejujur-jujurnya: soal kecewa, patah, marah, bingung, sampai kehilangan arah.
Emo bisa terdengar keras, bisa juga pelan. Kadang nadanya meledak, kadang lirih. Tapi satu yang pasti—semua terasa dekat dan personal.
Nah, kalau kamu belum terlalu kenal dengan emo tapi penasaran, sekarang adalah waktu yang tepat buat mulai menyelami, lewat rilisan terbaru dari salah satu band alternative rock asal Indonesia yang kembali muncul dengan amunisi emosional yang lebih padat dan tajam: PVLETTE.

Setelah dua tahun ‘puasa’ rilisan, PVLETTE akhirnya balik lagi! Band alternative rock ini resmi membuka babak baru dengan single bertajuk “Atau Mati Terlebih Dulu”—lagu pembuka dari album debut mereka “Semakin Buram dan Percuma.”
Rilis pada 2 Mei 2025, lagu ini seperti teriakan batin: tentang iman, kekecewaan, dan pencarian makna hidup. Meski berat secara tema, PVLETTE tetap ngasih pengalaman musik yang relate dan penuh letupan emosi. Tetap rock, tetap emosional, dan pastinya: tetap PVLETTE.
Lagu yang Datang dari Dalam Banget
Liriknya ditulis langsung oleh Raka Rayhanza dan Christo Julivan, yang terinspirasi dari cerita orang terdekat dan pengalaman pribadi. “Atau Mati Terlebih Dulu” jadi suara buat mereka yang pernah mempertanyakan keyakinannya—dan jawabannya gak selalu indah. Tapi hey, it’s okay to feel lost.
Produksi yang Serius tapi Gak Kaku
Diproduseri Wisnu Ikhsantama Wicaksana, dengan sentuhan mastering dari Bill Henderson (Azimuth Mastering), PVLETTE membuktikan bahwa musik mereka bukan cuma ‘teriakan’, tapi juga hasil eksplorasi sonik yang solid.
“Atau Mati Terlebih Dulu” bukan cuma penanda kembalinya PVLETTE setelah dua tahun, tapi juga bukti bahwa mereka tumbuh—bukan jadi lebih halus, tapi jadi lebih berani bicara tentang hal-hal yang sering kita pendam dalam diam. Lagu ini mengajak kita menengok ke dalam, menggali pertanyaan yang mungkin tak punya jawaban, dan berdamai dengan suara-suara yang selama ini kita bisukan.