Ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan ketika mendengar sebuah lagu yang terasa seperti pelukan. “Jalan, Pulang”, single terbaru dari MALIQ & D’Essentials, adalah salah satunya. Lagu ini bukan hanya tentang rute harian yang dilalui jutaan orang, tapi juga soal rasa: lelah, lega, dan cinta diam-diam yang dibawa pulang untuk mereka yang menunggu di rumah.

Sebuah Lagu yang Lahir dari Letih dan Cinta

Tidak ada momen megah dalam proses kelahiran lagu ini. Hanya ruang piano setelah panggung usai, dua kepala yang letih namun masih penuh nada: Widi Puradiredja dan Indah Wisnuwardhana.

“Waktu itu gue dan Indah cuma iseng main. Tiba-tiba keluar chord dan melodi. Liriknya langsung ditulis, selesai nggak sampai dua jam,” kenang Widi. Lagu ini langsung direkam lewat voice note. Simpel, cepat, tapi penuh rasa.

Bagi Widi, ini adalah salah satu tulisan paling jujurnya. “Rasa yang seadanya aja, tanpa banyak pertimbangan. Ini salah satu tulisan gue yang paling polos,” ujarnya.

Empat Versi, Banyak Cara untukmu Merasa

Tidak seperti biasanya, “Jalan, Pulang” dirilis dalam empat versi: original, demo, instrumental, dan acapella. Keputusan ini bukan hanya keputusan artistik—ia adalah bentuk penghormatan terhadap setiap rasa yang muncul saat lagu ini pertama kali tercipta.

“Semua versinya punya sentuhan rasa yang berbeda,” kata Barry Maheswara dari Warner Music Indonesia. “Kami ingin pendengar bisa merasakan haru yang muncul sejak demo pertama, atau tenggelam hanya dalam rangkaian kata, atau larut dalam musiknya saja.”

Ada ruang untuk semua orang: yang ingin menyanyi, yang ingin menangis, atau sekadar diam dan merasa ditemani.

Cerita yang Diperbanyak oleh Banyak Hati

Lebih dari sekadar lagu, “Jalan, Pulang” juga dijadikan titik temu kisah oleh MALIQ & D’Essentials. Mereka mengundang sosok-sosok dengan narasi serupa: Habib Ja’far, Sal Priadi, Bilal Indrajaya, hingga Babeh Ojol dan Violenzia Jeanette. Mereka mendengarkan lagu ini lebih dulu, lalu diminta membagikan ceritanya.

Hasilnya bukan promosi, melainkan mosaik rasa. Fragmen-fragmen video ini akan dirilis di kanal YouTube MALIQ & D’Essentials, memperluas makna lagu menjadi lebih dari sekadar pengalaman pribadi. Ia berubah jadi milik bersama.

Bahkan sebelum resmi rilis, lagu ini sempat diperkenalkan lewat social experiment di jam sibuk. Lagu diputar di tengah keramaian: MRT, trotoar, jalan pulang kantor. Responsnya? Sunyi. Tak sedikit yang termenung. Ada yang tertawa kecil. Ada pula yang menyeka air mata.

Perayaan Rilis di Jantung Kota

Lagu ini pertama kali dibawakan secara langsung di Transport Hub, Dukuh Atas—titik temu harian ribuan warga Jakarta yang sedang pulang. Tempat yang dipilih bukan sembarang tempat, tapi ruang publik yang punya makna serupa dengan lagu: persinggahan sebelum sampai ke rumah.

Dalam kolaborasi dengan Warner Music Indonesia, Madhaus, MRT Jakarta, dan ARTOTEL Hub Simpang Temu, acara ini jadi lebih dari sekadar release party. Ia jadi pengalaman bersama: merayakan pulang, di tengah kota yang terus bergerak.

Lagu yang Baru, Tapi Terasa Sudah Lama Dikenal

“Jalan, Pulang” kini sudah tersedia di semua layanan musik digital. Ia melengkapi dua rilisan MALIQ sebelumnya di tahun 2025, “Dekat” dan “Kumpul Bocah (OST Jumbo)”, serta meneruskan tradisi mereka sebagai pembuat lagu-lagu yang bukan hanya enak didengar, tapi juga lekat di jiwa.

Tidak semua lagu harus berteriak agar terasa. Beberapa cukup hadir seperti cahaya lampu di jendela—yang membuat siapa pun tahu bahwa rumah itu masih ada, dan selalu menunggu.

Shares: