Dunia musik Indonesia berduka. Gusti Irwan Wibowo atau yang dikenal dengan nama panggung Gustiwiw meninggal dunia pada Minggu, 15 Juni 2025. Kepergiannya di usia 26 tahun mengejutkan banyak orang, terutama mereka yang mengenalnya sebagai talenta muda penuh potensi.

Bagi kamu yang mengikuti pergerakan musik lokal atau sempat memutar lagu-lagu Raisa baru-baru ini, nama Gustiwiw mungkin sudah tidak asing. Ia bukan hanya musisi, tapi juga produser, sound engineer, dan penyanyi yang punya pendekatan unik dalam berkarya.

Dari Bekasi, Musiknya Selalu “Endikup” (Enak Dikuping)

Gustiwiw memulai semuanya dari Bekasi. Ia aktif di komunitas kreatif Kedubes Bekasi dan dikenal sebagai musisi yang suka nyampur berbagai genre, mulai dari pop, jazz, keroncong, sampai elemen-elemen eksperimental yang ringan tapi tetap ngena. Musiknya terdengar santai, tapi selalu punya rasa.

Ia adalah tipe musisi yang nggak suka pamer. Lebih suka meramu musik dari balik layar, memberi ruang untuk cerita dan emosi berkembang lewat beat dan nada.

Gusti Irwan Wibowo tampil di Java Jazz 2025 (Foto: Salim Anhar)

Terlibat dalam Album Terbaru Raisa

Salah satu pencapaian besar Gustiwiw adalah keterlibatannya dalam album kelima Raisa. Di proyek ini, ia dipercaya sebagai co-producer dan sound engineer untuk beberapa lagu. Perannya nggak cuma teknis, tapi juga membantu membentuk suasana emosional yang khas di album tersebut.

Album ini sendiri punya warna yang lebih berani dan emosional dibanding karya-karya Raisa sebelumnya. Banyak yang bilang, salah satu kejutannya adalah sentuhan baru yang dibawa Gustiwiw.

Musiknya Bukan Sekadar Teknik

Gaya produksi Gustiwiw punya karakter sendiri. Musiknya jujur, hangat, dan terasa personal. Dia tahu cara menyampaikan cerita tanpa harus ribet. Setiap aransemennya nggak pernah terasa kosong—selalu ada detail kecil yang bikin pendengar merasa ditemani.

Nggak heran kalau karya-karyanya terasa dekat, baik saat ia memproduseri lagu orang lain maupun tampil sebagai penyanyi sendiri. Salah satu yang cukup dikenal adalah lagu “Diculik Cinta” yang jadi soundtrack film GJLS.

Kepergian yang Terlalu Cepat

Gustiwiw meninggal setelah terjatuh di kamar mandi. Kabar ini dibenarkan oleh pihak manajemen dan orang-orang terdekatnya. Banyak yang terkejut karena ia sedang berada di masa paling produktif dalam perjalanan bermusiknya.

Di usia 26 tahun, Gustiwiw sudah meninggalkan setapak jejak besar. Dari kamar kecil di Bekasi sampai ruang produksi album pop ternama, ia membuktikan bahwa ketekunan dan kejujuran dalam berkarya bisa membuka banyak pintu.

Gusti, Musikmu Nggak Akan Pernah Hilang!

Meski kepergiannya begitu cepat, karya dan semangat Gustiwiw akan tetap hidup. Suaranya masih bisa terdengar di lagu-lagu yang ia sentuh, canda dan semangatnya masih tertinggal di komunitas tempat ia tumbuh, dan inspirasinya akan terus mengalir lewat musisi-musisi yang pernah bekerja bareng dia.

Selamat jalan, Gusti. Terima kasih sudah memberi banyak rasa di tengah dunia musik yang sering terlalu sibuk untuk mendengar pelan-pelan.

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *