Pernah ngerasa ada di antara dua dunia? MANJA ngerti banget rasanya! Setelah bikin kita penasaran lewat single-single sinematik yang bikin merinding, trio alternative pop-rock asal Bali ini akhirnya resmi ngelepas album debut mereka bertajuk “Between Borders” — dan percayalah, album ini bukan sekadar album, tapi selebrasi budaya, hati, dan mimpi masa kecil yang akhirnya kesampaian.
Between Borders: Nyebrang Batas Identitas Lewat Musik
Bukan MANJA namanya kalau enggak bikin kita mikir, “Hah, kok relate banget?”. Lewat “Between Borders”, James Sukadana (vokal), Nick Pratama (gitar), dan Mark Saputra (keyboard) ngeramu 10 lagu yang rasanya kayak gumbo—campur-campur bumbu budaya, nostalgia, dan harapan.

Judul album ini diambil dari single pertama mereka “Rise” yang direkam ulang. Lagu ini ngajak kamu yang sering merasa “terputus” sama identitas buat nemuin ruang aman di antara perbatasan. Jadi kalau kamu ngerasa “Bhinneka Tunggal Ika” banget, album ini kayak pelukan: “Sini, bareng-bareng nyebrang batas bareng kami!”
Jungle Juice: Soundtrack Musim Panas Versi MANJA
Album ini dibuka manis (dan panas!) sama single “Jungle Juice”, yang rasanya kayak minum punch tropis di pantai Bali. Ritme musik Afrika, melodi tinggi, sampai energi stadion dibungkus jadi satu anthem perayaan keberagaman.
“Ini tentang Bhinneka Tunggal Ika,” kata James. “Berbeda-beda tapi tetap satu. Kita semua campur aduk, tapi bareng-bareng maju.”
Dari Majalah Musik ke Panggung Impian
Uniknya, perjalanan album ini panjang banget! Dari 2017, mereka nulis materi sambil ngelewatin hal-hal nggak gampang: kehilangan orang terdekat, pindah kota, bahkan pandemi.
“Rasanya kayak akhirnya lepas roda bantu,” canda Mark. Sementara Nick bilang, “Ya, mimpi masa kecil punya album sendiri akhirnya kejadian.” Aww, wholesome banget!

“The Journey”, “Wax & Feathers”, dan Lagu-Lagu Favorit
Album Between Borders nggak cuma “Jungle Juice” doang yang bikin semangat. Ada “The Journey” yang lahir dari inspirasi kitab Bhagavad Gita, “Wax & Feathers” yang personal banget buat James, sampai “Still Young (Reprise)”—lagu tentang mereka bertiga yang sempat gagal, saling nemuin, lalu bangkit lagi. Kalau kamu butuh reminder bahwa hidup itu naik turun tapi tetap harus optimis, ini anthem-nya.
Visual Sampul & Kolaborasi Kelas Dunia
Bagian paling keren? Album ini di-mixing sama Brian Malouf (yang pernah megang Michael Jackson & Madonna, coy!), dan di-mastering sama pemenang Grammy Howie Weinberg. Artwork kolasenya digarap tuhanzilla, yang bikin visual vintage meets surealis—kayak puzzle identitas mereka.

Bukan Cuma Album, Tapi Jembatan
Buat MANJA, Between Borders lebih dari sekadar album debut. Ini jembatan. “Kami mau orang-orang merasa terhubung, saling nemuin, dan saling bantu. Dunia lagi gelap? Yuk, nyalain lampu bareng-bareng,” tutup James.