Aku tidak pernah berpikir bahwa duduk di satu meja, bertukar cerita yang sama-sama kaku, bisa berakhir menjadi lagu.
Lucu, ya.
Awalnya kami—aku dan Arash—bahkan sama-sama gagap. Kita bilang mau bikin lagu, tapi kata-kata malah macet.
Rasanya semua yang kami pikirkan hanya berputar di kepala, belum tahu jalannya ke nada. Tapi justru di situ aku paham: perasaan yang tulus memang seringnya tidak bisa dipaksa.
Kadang datang begitu saja, lahir dari percakapan remeh, kopi yang sudah dingin, dan ruang hening di antara dua orang yang baru saling belajar nyaman.
Kami menyebutnya ‘something about you’.
Banyak orang mengira ini lagu cinta—dan ya, mungkin memang cinta, tapi tidak sesederhana itu.
Karena sejak awal, yang tumbuh di antara kami bukan sekadar ketertarikan.
Ada perasaan yang sulit dijelaskan, perasaan yang membuatmu betah diam tanpa takut dihakimi, betah bercerita tanpa takut disalahpahami.

Dan dari rasa nyaman itulah kami tahu: ada sesuatu yang mau diterjemahkan.
“Cinta bisa datang darimana saja. Kadang ia datang lewat obrolan, kadang ia bermula dari perasaan yang belum kamu pahami. Tapi pada akhirnya cinta bukan soal ‘kenapa’ tapi perasaan yang sejujurnya kamu rasakan.” – Arash Buana & RIMALDI
Awalnya, ide-ide kami ke mana-mana. Arash sempat bilang mau bikin lagu tentang ayah, tentang anak, bahkan tentang anjing.
Tapi semua mentok.
Sampai akhirnya, di sela tawa konyol, keluar kalimat itu: “Something About You.” Lalu kami mulai menulis, menghapus, menulis lagi. Baris demi baris lahir dari perasaan yang selama ini mungkin kami abaikan.
“Proses penulisan lagu ini pun mencerminkan itu. Kami bahkan tak pernah membayangkan akan membuat lagu bersama. Semua terjadi begitu saja, seakan sudah ada di semesta dan tugas kita cuma menerjemahkannya saja.”
Aku selalu suka membayangkan skenario kafe—dua orang duduk dengan orang lain di meja berbeda, lalu tiba-tiba jatuh hati pada orang yang tak sengaja dipandangi. Perasaan itu kadang datang tanpa aba-aba. Tidak peduli logika, tidak peduli rencana.
“Makanya kami bungkus lagunya dengan ilustrasi sederhana — dua orang duduk di kafe, masing-masing sama orang lain, tapi malah jatuh cinta sama seseorang yang baru. Supaya maknanya lebih bisa dirasakan oleh banyak orang.”
Arash selalu bilang baginya ini lagu cinta pada musik. Aku juga setuju. Karena ‘something about you’ membangunkan rasa cinta yang sempat hilang arah.
Mungkin kamu pernah juga merasakan: sibuk pada banyak hal, lalu lupa kenapa dulu jatuh cinta pada sesuatu—entah orang, karya, atau hidup itu sendiri.
“Lucunya, lagu ini lagu cinta yang mungkin berbeda maknanya buat kami berdua. Buat Arash, ‘Something About You’ adalah tentang cinta kepada musik yang sempat redup dan hilang arah sampai lahirnya lagu ini.”
Bagiku, yang paling magis dari lagu ini adalah bagian pre-chorus kedua. Baitnya sederhana, tapi rasanya seperti pengakuan yang lama terpendam.
“‘something about you’ bercerita tentang cinta yang tumbuh perlahan, hingga suatu ketika menjadi kesadaran yang menginspirasi bait ini: If you only knew how my world was so blue before you, I don’t know how I’ve lived this long without having to.”
Aku percaya setiap orang punya ruang biru di hatinya. Ruang kosong yang tak disadari, sampai tiba-tiba diisi oleh rasa yang tidak pernah bisa kamu rancang.

Dan aku tidak pernah mau memaksa siapa pun untuk paham isi ruang itu dengan logika. Kalau kamu mendengar lagu ini dan mengira ini tentang cinta romantis, tidak apa-apa.
Kalau kamu mendengar ini sebagai cerita tentang berdamai dengan diri sendiri, itu pun benar. Kami menulisnya dengan perasaan, bukan tuntutan.
“Kami tahu orang akan menafsirkan lagu ini berbeda-beda. Mungkin kamu menafsirkannya seperti lagu romantis, dan itu tak salah juga. Karena kami juga tak bisa, dan tak mau memaksa orang untuk paham persis isi hati kami dalam 4 menit.”
Semakin dewasa, aku makin sadar: rasa jatuh cinta itu tidak seramai yang orang kira.
Kadang ia datang pelan, tumbuh di sudut pikiran yang kamu sangka sudah kering. Dan ia tinggal di sana, menunggu kamu berani membuka jendela.
Bukan cinta yang menggebu-gebu, tapi cinta yang sabar—yang diam-diam mengisi ruang kosongmu.
“Bersama dengan lagu ini aku harap cinta menemukanmu dalam bentuk yang tenang, sabar, dan tidak obsesif. Bukan cinta yang menggebu-gebu di awal, tapi tumbuh perlahan-lahan hingga menjadi dalam dan bermakna.” – RIMALDI
Aku dan Arash tidak pernah ingin memaksakan interpretasi. Biar bagaimana pun, yang penting kamu mau merasa. Dan aku berharap Something About You bisa menemukan tempatnya di hatimu.
Tidak perlu terburu-buru mengerti, cukup dengarkan, biarkan rasa nyaman itu tumbuh.
“Semoga lagu ini bisa menemukan tempat di hatimu. Mungkin juga bisa jadi pengingat bahwa perasaan, apa pun bentuknya, tidak selalu harus dijelaskan dengan logika atau dipertanyakan secara teknis, tetapi cukup dirasakan saja.” – Arash Buana

Karena pada akhirnya, di dunia yang terlalu bising, rasa nyaman itu—betapapun datangnya tanpa rencana—mungkin adalah satu-satunya hal yang bisa benar-benar menenangkan.
RIMALDI & Arash Buana, 2025